OLEH :
ADITYA KARISSA
Penelitian bertujuan untuk mengetahui pengaruh komposisi dewan komisaris yang diwakili oleh independensi dewan komisaris, proporsi wanita dalam dewan komisaris, dan ukuran dewan komisaris, kualitas audit, transaksi dengan pihak hubungan istimewa, dan financial distressed terhadap probabilita laporan keuangan yang bermasalah. Perusahaan dengan laporan keuangan bermasalah dinilai berdasarkan informasi yang didapatkan dari Bapepam-LK. Pengujian hipotesis dengan model regresi logistik yang menggunakan sampel sebanyak 120 perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia selama dari tahun 2007-2011. Hasilnya penelitian ini menunjukkan bahwa proporsi wanita dalam dewan komisaris, ukuran dewan komisaris, dan transaksi dengan pihak berelasi tidak berpengaruh terhadap probabilita laporan keuangan bermasalah. Independensi dewan komisaris dan kualitas audit terbukti berpengaruh signifikan negatif terhadap probabilita laporan keuangan bermasalah. Sedangkan, financial distress mempengaruhi positif dan signifikan terhadap probabilita laporan keuangan bermasalah.
Perusahaan diharuskan secara periodik menyiapkan laporan keuangan sebagai bentuk pertanggungjawaban kepada pihak-pihak yang berkepentingan seperti pemegang saham, investor, dan pemerintah. Laporan keuangan merupakan gambaran keadaan perusahaan yang sebenarnya dan merupakan salah satu sumber informasi mengenai posisi keuangan perusahaan, kinerja serta perubahan posisi keuangan perusahaan, sehingga dapat digunakan pihak-pihak yang berkepentingan sebagai dasar dalam pengambilan keputusan.
Monday, October 20, 2014
Tuesday, October 14, 2014
ANALISIS HUBUNGAN ANTARA KONDISI KEUANGAN PERUSAHAAN DENGAN PENERIMAAN OPINI AUDIT GOING CONCERN (Studi Empiris pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di BEI)
oleh
ENDAH ADITYANINGRUM
Gejolak krisis keuangan global telah mengubah tatanan perekonomian dunia. Krisis keuangan global yang berawal di Amerika Serikat pada tahun 2007, semakin dirasakan dampaknya ke seluruh dunia, termasuk negara berkembang pada tahun 2008. Krisis keuangan global tahun 2008 bermula dari krisis kredit perumahan (suprime mortgage) di Amerika Serikat yang membawa implikasi pada kondisi ekonomi global secara menyeluruh. Dampak tersebut terjadi karena tiga permasalahan yaitu investasi langsung, investasi tidak langsung, dan perdagangan. Hampir di setiap negara merasakan dampak krisis keuangan global termasuk negara-negara di Asia seperti Indonesia membawa dampak yang signifikan terhadap keberadaan entitas bisnis (Surbakti, 2011). Krisis keuangan global berimbas kepada ekonomi Indonesia melalui dua jalan yaitu efek terhadap sektor keuangan dan efek terhadap sektor ekspor.
Dampak krisis keuangan terhadap sektor keuangan sudah dirasakan selama tahun 2008, yaitu dengan anjloknya nilai tukar rupiah, turunnya indeks harga saham karena larinya investor asing, pelarian modal baik dari bursa saham maupun pasar obligasi Pemerintah. Akibatnya likuiditas sektor keuangan sangat ketat, inflasi tinggi, tingginya risiko usaha, dan makin besarnya cost of money. Ketika kondisi ekonomi merupakan sesuatu yang tidak pasti, para investor mengharapkan auditor memberikan early warning akan kegagalan keuangan 12 perusahaan (Chen dan Church 1996 dalam Januarti 2007). Oleh karena itu, auditor sangat diandalkan dalam memberikan informasi laporan keuangan yang baik bagi investor (Levitt, 1998 dalam Fanny dan Saputra, 2005). Auditor juga bertanggungjawab untuk menilai apakah terdapat kesangsian besar terhadap kemampuan perusahaan dalam mempertahankan kelangsungan hidupnya (going concern) dalam periode waktu tidak lebih dari satu tahun sejak tanggal laporan audit (SPAP seksi 341, 2001). Auditor harus mengemukakan secara eksplisit apakah perusahaan klien akan dapat mempertahankan kelangsungan hidupnya sampai setahun kemudian setelah pelaporan (AICPA, 1988 dalam Januarti, 2007).
ENDAH ADITYANINGRUM
Gejolak krisis keuangan global telah mengubah tatanan perekonomian dunia. Krisis keuangan global yang berawal di Amerika Serikat pada tahun 2007, semakin dirasakan dampaknya ke seluruh dunia, termasuk negara berkembang pada tahun 2008. Krisis keuangan global tahun 2008 bermula dari krisis kredit perumahan (suprime mortgage) di Amerika Serikat yang membawa implikasi pada kondisi ekonomi global secara menyeluruh. Dampak tersebut terjadi karena tiga permasalahan yaitu investasi langsung, investasi tidak langsung, dan perdagangan. Hampir di setiap negara merasakan dampak krisis keuangan global termasuk negara-negara di Asia seperti Indonesia membawa dampak yang signifikan terhadap keberadaan entitas bisnis (Surbakti, 2011). Krisis keuangan global berimbas kepada ekonomi Indonesia melalui dua jalan yaitu efek terhadap sektor keuangan dan efek terhadap sektor ekspor.
Dampak krisis keuangan terhadap sektor keuangan sudah dirasakan selama tahun 2008, yaitu dengan anjloknya nilai tukar rupiah, turunnya indeks harga saham karena larinya investor asing, pelarian modal baik dari bursa saham maupun pasar obligasi Pemerintah. Akibatnya likuiditas sektor keuangan sangat ketat, inflasi tinggi, tingginya risiko usaha, dan makin besarnya cost of money. Ketika kondisi ekonomi merupakan sesuatu yang tidak pasti, para investor mengharapkan auditor memberikan early warning akan kegagalan keuangan 12 perusahaan (Chen dan Church 1996 dalam Januarti 2007). Oleh karena itu, auditor sangat diandalkan dalam memberikan informasi laporan keuangan yang baik bagi investor (Levitt, 1998 dalam Fanny dan Saputra, 2005). Auditor juga bertanggungjawab untuk menilai apakah terdapat kesangsian besar terhadap kemampuan perusahaan dalam mempertahankan kelangsungan hidupnya (going concern) dalam periode waktu tidak lebih dari satu tahun sejak tanggal laporan audit (SPAP seksi 341, 2001). Auditor harus mengemukakan secara eksplisit apakah perusahaan klien akan dapat mempertahankan kelangsungan hidupnya sampai setahun kemudian setelah pelaporan (AICPA, 1988 dalam Januarti, 2007).
Monday, October 13, 2014
ANALISIS PENGELOLAAN MODAL KERJA SECARA EFISIEN PADA KOPERASI SEKOLAH KPRI ” AMANAH ” MAN 2 BOJONEGORO
oleh:
FITA KUSTIARINI
Pembangunan Ekonomi dibidang perkoperasian dewasa ini dampaknya dirasakan nampak sebagian rakyat Indonesia. Koperasi ini secara ekonomis telah memperlihatkan kemampuanya. Banyak diantara koperasi yang ada di perdesaan dan yang ada diperkotaan dikelola oleh pemuda, sekolah dan mahasiswa. Pembinaanya dilakukan atas dasar petunjuk – petunjuk mahasiswa yang berkuliah kerja nyata di daerah pedesaan maupun perkotaan.
Pengertian koperasi adalah merupakan bangunan utama yang ada diatasnya yaitu koperasi. Kalau pengertian saja belum jelas mereka yang akan berkecimpung didalam dunia perkoperasian, dikawatirkan koperasi yang akan dibentuk tidak akan menjadi organinasi yang kuat dalam memenuhi kebutuhan anggota dan lingkungan. Oleh sebab itu pengertian ini akan menempati urutan yang pertama dalam memberikan penjelasan tentang koperasi,kemudian baru tujuan dan koperasi.
Tujuan koperasi dalam penjelasan ini adalah tujuan umum dan tujuan khusus. Tujuan umum sebuah koperasi menurut undang-undang pokok perkoperasian adalah untuk meningkatkan pendapatan sehingga keadilan dan kemakmuran masyarakat dapat dicapai. Disamping itu dikenal tujuan khusus tiap jenis koperasi, tujuan koperasi yang khusus koperasi yang satu dengan yang lainnya berbeda karena setiap koperasi itu mempunyai sarana-sarana yang telah ditetapkan dalam anggaran dasar.
FITA KUSTIARINI
Pembangunan Ekonomi dibidang perkoperasian dewasa ini dampaknya dirasakan nampak sebagian rakyat Indonesia. Koperasi ini secara ekonomis telah memperlihatkan kemampuanya. Banyak diantara koperasi yang ada di perdesaan dan yang ada diperkotaan dikelola oleh pemuda, sekolah dan mahasiswa. Pembinaanya dilakukan atas dasar petunjuk – petunjuk mahasiswa yang berkuliah kerja nyata di daerah pedesaan maupun perkotaan.
Pengertian koperasi adalah merupakan bangunan utama yang ada diatasnya yaitu koperasi. Kalau pengertian saja belum jelas mereka yang akan berkecimpung didalam dunia perkoperasian, dikawatirkan koperasi yang akan dibentuk tidak akan menjadi organinasi yang kuat dalam memenuhi kebutuhan anggota dan lingkungan. Oleh sebab itu pengertian ini akan menempati urutan yang pertama dalam memberikan penjelasan tentang koperasi,kemudian baru tujuan dan koperasi.
Tujuan koperasi dalam penjelasan ini adalah tujuan umum dan tujuan khusus. Tujuan umum sebuah koperasi menurut undang-undang pokok perkoperasian adalah untuk meningkatkan pendapatan sehingga keadilan dan kemakmuran masyarakat dapat dicapai. Disamping itu dikenal tujuan khusus tiap jenis koperasi, tujuan koperasi yang khusus koperasi yang satu dengan yang lainnya berbeda karena setiap koperasi itu mempunyai sarana-sarana yang telah ditetapkan dalam anggaran dasar.
FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEEFEKTIFAN SISTEM INFORMASI AKUNTANSI PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR DI SURAKARTA
FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEEFEKTIFAN SISTEM
INFORMASI AKUNTANSI PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR
DI SURAKARTA
oleh:
HAKNI WULANSARI
Perkembangan dunia usaha (bisnis) dewasa ini ditengarai oleh kompetisi usaha yang semakin ketat dalam skala global. Oleh karena itu, kelangsungan hidup perusahaan sangat ditentukan oleh kemampuannya untuk bersaing di pasar. Kemampuan bersaing memerlukan strategi yang dapat memanfaatkan semua kekuatan dan peluang yang ada, serta menutup kelemahan dan menetralisasi hambatan strategis dalam dinamika bisnis yang dihadapi. Semua itu dapat dilakukan apabila suatu organisasi mampu mengambil keputusan yang didasarkan pada informasi yang berkualitas. Informasi yang berkualitas akan terbentuk dari adanya teknologi atau sistem
informasi yang dirancang dengan baik.
Sistem informasi ini berperan dalam bidang akuntansi (Handayani, 2007). Dalam Statement of Financial Accounting Concept No. 2, Financial Accounting Standard Board mendefinisikan akuntansi sebagai sistem informasi. Standar akuntansi keuangan tersebut juga menyebutkan bahwa tujuan utama akuntansi adalah untuk menyediakan informasi bagi pengambil keputusan. Sistem informasi akan memberikan kemudahaan bagi para akuntan manajemen untuk menghasilkan informasi keuangan yang dapat dipercaya, relevan, tepat waktu, dapat dipahami dan teruji sehingga akan membantu pengambilan keputusan. Oleh karena itu perlu dievaluasi sejauh mana keefektifan sistem informasi tersebut.
Pemanfaatan sistem informasi memberi pengaruh pada aktivitas perusahaan yang menguntungkan, yaitu: efisien, efektif dan kompetitif. Menurut Seddon, Graeser dan Willcocks (2000) dalam Widowati dan Didi
(2004), keefektifan sistem informasi merupakan suatu pertimbangan nilai yang dibuat berdasarkan titik pandang stakeholder, mengenai net benefits yang diperoleh dalam menggunakan suatu sistem informasi. Dalam hasil penelitiannya mereka juga mengungkapkan bahwa istilah lain yang memiliki makna sama adalah “Information System (IS) Success” yang digunakan oleh DeLone dan McLean (1992). Sedangkan dalam konteks stakeholder dibatasi pada pemilik (owner) atau manajer senior dari suatu organisasi, beberapa peneliti menggunakan istilah “Evaluating Information Technology Investments” (Farbey et al., 1993), “IT evaluation” (Graeser et al., 1998), “IS evaluation” (Farbey et al., 1999), dan “IS effectiveness”, yang semuanya mengandung makna yang sama.
Keahlian sistem para akuntan yaitu akuntan yang memiliki pengetahuan luas di bidang teknologi dan yang memahami bagaimana teknologi informasi dapat digunakan dalam berbagai organisasi (Handayani, 2007). Hal ini mencerminkan pengakuan AICPA atas pentingnya teknologi atau sistem informasi dan hubungannya dengan akuntansi. Menurut Mitcell et all (2000) dalam Ismail & King (2007), informasi akuntansi dapat membantu perusahaan dalam mengatur masalah-masalah jangka pendek di area-area seperti: pembiayaan, dan aliran kas dengan menyediakan informasi untuk mendukung pengawasan dan pengendalian. McMahon (2001) berpendapat bahwa akuntansi keuangan menyediakan sumber informasi dasar bagi manajemen
internal perusahaan. Peranan informasi akuntansi sebagai alat untuk menilai prestasi seseorang dikembangkan oleh Argris (1952) dalam Lukito (2008) yang meneliti konsekuensi penggunaan informasi akuntansi atau data kuantitatif sebagai alat untuk menilai prestasi bawahan. Penggunaan informasi akuntansi berdampak positif karena informasi akuntansi menyediakan informasi kuantitatif terkait dengan bidang kerja manajer. Berdasarkan informasi tersebut pihak manajemen mengambil kebijakan dan upaya perbaikan. Informasi akuntansi juga dapat membantu operasi perusahaan dalam lingkungan dinamis dan persaingan, untuk menghubungkan pertimbangan operasional dengan rencana strategis jangka panjang.
INFORMASI AKUNTANSI PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR
DI SURAKARTA
oleh:
HAKNI WULANSARI
Perkembangan dunia usaha (bisnis) dewasa ini ditengarai oleh kompetisi usaha yang semakin ketat dalam skala global. Oleh karena itu, kelangsungan hidup perusahaan sangat ditentukan oleh kemampuannya untuk bersaing di pasar. Kemampuan bersaing memerlukan strategi yang dapat memanfaatkan semua kekuatan dan peluang yang ada, serta menutup kelemahan dan menetralisasi hambatan strategis dalam dinamika bisnis yang dihadapi. Semua itu dapat dilakukan apabila suatu organisasi mampu mengambil keputusan yang didasarkan pada informasi yang berkualitas. Informasi yang berkualitas akan terbentuk dari adanya teknologi atau sistem
informasi yang dirancang dengan baik.
Sistem informasi ini berperan dalam bidang akuntansi (Handayani, 2007). Dalam Statement of Financial Accounting Concept No. 2, Financial Accounting Standard Board mendefinisikan akuntansi sebagai sistem informasi. Standar akuntansi keuangan tersebut juga menyebutkan bahwa tujuan utama akuntansi adalah untuk menyediakan informasi bagi pengambil keputusan. Sistem informasi akan memberikan kemudahaan bagi para akuntan manajemen untuk menghasilkan informasi keuangan yang dapat dipercaya, relevan, tepat waktu, dapat dipahami dan teruji sehingga akan membantu pengambilan keputusan. Oleh karena itu perlu dievaluasi sejauh mana keefektifan sistem informasi tersebut.
Pemanfaatan sistem informasi memberi pengaruh pada aktivitas perusahaan yang menguntungkan, yaitu: efisien, efektif dan kompetitif. Menurut Seddon, Graeser dan Willcocks (2000) dalam Widowati dan Didi
(2004), keefektifan sistem informasi merupakan suatu pertimbangan nilai yang dibuat berdasarkan titik pandang stakeholder, mengenai net benefits yang diperoleh dalam menggunakan suatu sistem informasi. Dalam hasil penelitiannya mereka juga mengungkapkan bahwa istilah lain yang memiliki makna sama adalah “Information System (IS) Success” yang digunakan oleh DeLone dan McLean (1992). Sedangkan dalam konteks stakeholder dibatasi pada pemilik (owner) atau manajer senior dari suatu organisasi, beberapa peneliti menggunakan istilah “Evaluating Information Technology Investments” (Farbey et al., 1993), “IT evaluation” (Graeser et al., 1998), “IS evaluation” (Farbey et al., 1999), dan “IS effectiveness”, yang semuanya mengandung makna yang sama.
Keahlian sistem para akuntan yaitu akuntan yang memiliki pengetahuan luas di bidang teknologi dan yang memahami bagaimana teknologi informasi dapat digunakan dalam berbagai organisasi (Handayani, 2007). Hal ini mencerminkan pengakuan AICPA atas pentingnya teknologi atau sistem informasi dan hubungannya dengan akuntansi. Menurut Mitcell et all (2000) dalam Ismail & King (2007), informasi akuntansi dapat membantu perusahaan dalam mengatur masalah-masalah jangka pendek di area-area seperti: pembiayaan, dan aliran kas dengan menyediakan informasi untuk mendukung pengawasan dan pengendalian. McMahon (2001) berpendapat bahwa akuntansi keuangan menyediakan sumber informasi dasar bagi manajemen
internal perusahaan. Peranan informasi akuntansi sebagai alat untuk menilai prestasi seseorang dikembangkan oleh Argris (1952) dalam Lukito (2008) yang meneliti konsekuensi penggunaan informasi akuntansi atau data kuantitatif sebagai alat untuk menilai prestasi bawahan. Penggunaan informasi akuntansi berdampak positif karena informasi akuntansi menyediakan informasi kuantitatif terkait dengan bidang kerja manajer. Berdasarkan informasi tersebut pihak manajemen mengambil kebijakan dan upaya perbaikan. Informasi akuntansi juga dapat membantu operasi perusahaan dalam lingkungan dinamis dan persaingan, untuk menghubungkan pertimbangan operasional dengan rencana strategis jangka panjang.
Thursday, October 9, 2014
EVALUASI STRATEGI PENERAPAN AKUNTANSI BERBASIS AKRUAL PADA LAPORAN KEUANGAN PEMERINTAH MENGGUNAKAN MODEL KEBUTUHAN DASAR
ABSTRAK
oleh
Chairul Iman
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor penentu kesuksesan penerapan akuntansi basis akrual di sektor publik. Sampel yang diteliti adalah peraturan perundangundangan dan kebijakan pemerintah yang terkait dengan pengelolaan keuangan. Dua model kebutuhan dasar digunakan untuk menentukan faktor penentu kesuksesan.oleh
Chairul Iman
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan kontribusi bagi perkembangan ilmu pengetahuan, khususnya di bidang ilmu akuntansi. Selain itu, diharapkan pula dapat memberikan manfaat bagi pihak-pihak yang berkepentingan, seperti pemerintah. Manfaat penelitian bagi pemerintah adalah sebagai pengetahuan terhadap dampak basis akrual dan langkah-langkah yang perlu dikembangkan dan diperbaiki, yang terkait dengan penyusunan laporan keuangan pemerintah.
Kata kunci: basis akrual, laporan keuangan pemerintah, Standar Akuntansi Pemerintahan
download:
1. Cover
2. Abstrak
3. BAB 1 Pendahuluan
4. BAB 2 Landasan Teori
5. BAB 3 Metodologi
6. BAB 4 Analisa
7. BAB 5 Kesimpulan
8. Daftar Pustaka
9. Lampiran
Subscribe to:
Posts (Atom)