Monday, October 13, 2014

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEEFEKTIFAN SISTEM INFORMASI AKUNTANSI PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR DI SURAKARTA

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEEFEKTIFAN SISTEM
INFORMASI AKUNTANSI PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR
DI SURAKARTA

oleh:
HAKNI WULANSARI

Perkembangan dunia usaha (bisnis) dewasa ini ditengarai oleh kompetisi usaha yang semakin ketat dalam skala global. Oleh karena itu, kelangsungan hidup perusahaan sangat ditentukan oleh kemampuannya untuk bersaing di pasar. Kemampuan bersaing memerlukan strategi yang dapat memanfaatkan semua kekuatan dan peluang yang ada, serta menutup kelemahan dan menetralisasi hambatan strategis dalam dinamika bisnis yang dihadapi. Semua itu dapat dilakukan apabila suatu organisasi mampu mengambil keputusan yang didasarkan pada informasi yang berkualitas. Informasi yang berkualitas akan terbentuk dari adanya teknologi atau sistem
informasi yang dirancang dengan baik.

Sistem informasi ini berperan dalam bidang akuntansi (Handayani, 2007). Dalam Statement of Financial Accounting Concept No. 2, Financial Accounting Standard Board mendefinisikan akuntansi sebagai sistem informasi. Standar akuntansi keuangan tersebut juga menyebutkan bahwa tujuan utama akuntansi adalah untuk menyediakan informasi bagi pengambil keputusan. Sistem informasi akan memberikan kemudahaan bagi para akuntan manajemen untuk menghasilkan informasi keuangan yang dapat dipercaya, relevan, tepat waktu, dapat dipahami dan teruji sehingga akan membantu pengambilan keputusan. Oleh karena itu perlu dievaluasi sejauh mana keefektifan sistem informasi tersebut.

Pemanfaatan sistem informasi memberi pengaruh pada aktivitas perusahaan yang menguntungkan, yaitu: efisien, efektif dan kompetitif. Menurut Seddon, Graeser dan Willcocks (2000) dalam Widowati dan Didi
(2004), keefektifan sistem informasi merupakan suatu pertimbangan nilai yang dibuat berdasarkan titik pandang stakeholder, mengenai net benefits yang diperoleh dalam menggunakan suatu sistem informasi. Dalam hasil penelitiannya mereka juga mengungkapkan bahwa istilah lain yang memiliki makna sama adalah “Information System (IS) Success” yang digunakan oleh DeLone dan McLean (1992). Sedangkan dalam konteks stakeholder dibatasi pada pemilik (owner) atau manajer senior dari suatu organisasi, beberapa peneliti menggunakan istilah “Evaluating Information Technology Investments” (Farbey et al., 1993), “IT evaluation” (Graeser et al., 1998), “IS evaluation” (Farbey et al., 1999), dan “IS effectiveness”, yang semuanya mengandung makna yang sama.

Keahlian sistem para akuntan yaitu akuntan yang memiliki pengetahuan luas di bidang teknologi dan yang memahami bagaimana teknologi informasi dapat digunakan dalam berbagai organisasi (Handayani, 2007). Hal ini mencerminkan pengakuan AICPA atas pentingnya teknologi atau sistem informasi dan hubungannya dengan akuntansi. Menurut Mitcell et all (2000) dalam Ismail & King (2007), informasi akuntansi dapat membantu perusahaan dalam mengatur masalah-masalah jangka pendek di area-area seperti: pembiayaan, dan aliran kas dengan menyediakan informasi untuk mendukung pengawasan dan pengendalian. McMahon (2001) berpendapat bahwa akuntansi keuangan menyediakan sumber informasi dasar bagi manajemen
internal perusahaan. Peranan informasi akuntansi sebagai alat untuk menilai prestasi seseorang dikembangkan oleh Argris (1952) dalam Lukito (2008) yang meneliti konsekuensi penggunaan informasi akuntansi atau data kuantitatif sebagai alat untuk menilai prestasi bawahan. Penggunaan informasi akuntansi berdampak positif karena informasi akuntansi menyediakan informasi kuantitatif terkait dengan bidang kerja manajer. Berdasarkan informasi tersebut pihak manajemen mengambil kebijakan dan upaya perbaikan. Informasi akuntansi juga dapat membantu operasi perusahaan dalam lingkungan dinamis dan persaingan, untuk menghubungkan pertimbangan operasional dengan rencana strategis jangka panjang.



Salah satu sistem yang ada dalam suatu perusahaan adalah Sistem Informasi Akuntansi (SIA). SIA dapat didefinisikan sebagai suatu cara pengolahan data akuntansi menjadi informasi yang berkualitas. SIA secara tradisional hanya menunjukkan jangkauan sempit dan terfokus pada aktivitas organisasi atas informasi keuangan. Meskipun pengguna SIA sekarang dapat menggunakan informasi akuntansi dalam cara strategis, revolusi pada teknologi informasi dan sistem informasi juga berdampak pada keputusan yang dibutuhkan secara hati-hati, terutama bagi perusahaan. Keefektifan SIA tergantung dari seberapa baik pengguna mengetahui sistem, berhubungan dengan layanan pendukung dari penyedia sistem informasi dan kapasitas sistem itu sendiri (Ratnasari, 2000). Keefektifan SIA merupakan salah satu variabel dependen yang paling umum digunakan dalam literatur SIA (Delone & Mclean, 1992). Raymond (1990) dalam Ismail (2009), mendefinisikan Keefektifan SIA sebagai perluasan kontribusi SIA secara nyata untuk mencapai tujuan organisasi.

Penelitian ini mengacu pada penelitian yang dilakukan oleh Ismail (2009), dimana dalam penelitian tersebut menggunakan objek penelitian pada perusahaan manufaktur kecil dan menengah di Malaysia. Penelitian ini dilandasi oleh motivasi bahwa keefektifan SIA merupakan isu yang fundamental pada setiap bisnis, tidak terkecuali pada industri manufaktur khususnya di Surakarta. Fokus penelitian adalah menjelaskan faktor-faktor yang berpengaruh terhadap keefektifan SIA pada industri manufaktur di Surakarta, dengan menggunakan delapan variabel, yaitu: kecanggihan SIA, partisipasi manajer dalam implementasi SIA, pengetahuan SIA, pengetahuan akuntansi, dan peran ahli luar, seperti: konsultan, vendor, akuntan luar dan lembaga pemerintah. Dari latar belakang di atas, maka penelitian ini diberi judul ”Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Keefektifan Sistem Informasi Akuntansi pada Perusahaan Manufaktur di Surakarta”.

download skripsi lengkap http://adf.ly/spFAx

No comments:

Post a Comment